1. Programmer/Developer
Profesi programmer/developer adalah
profesi yang paling sering terdengar, karena profesi ini sudah ada
sejak diciptakannya komputer itu sendiri. Profesional dalam bidang
software development dan consulting umumnya pernah meniti karir sebagai
seorang programmer. Keahlian dalam algoritma dan penguasaan terhadap
salah satu atau beberapa bahasa memprograman mutlak diperlukan oleh
seorang programmer. Programer adalah profesi inti dan tulang punggung
dalam software development karena tidak akan terwujud sebuah software
aplikasi tanpa adanya programmer, sedangkan tanpa didukung profesi
lainnya, seorang programmer dapat membuat sebuah aplikasi yang berguna
walaupun dengan cakupan terbatas.
Berdasarkan jenis programming dan output yang dihasilkan, programmer sendiri ada beberapa macam yaitu:
1.1.Hardware Programmer
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer.
Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap
hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device
lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih
dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara
memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya
adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly
dan C.
1.2. System Programmer
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium
level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem
operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk
periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke
programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware
programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan
suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk
dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya,
sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu
produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini
biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian
hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net)
benar-benar diluncurkan.
1.3. Application Programmer
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software
Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer”
saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer.
Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja
terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis
software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam
dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software,
sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan
termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver,
protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software
seperti office suite, image editor, games, sistem informasi
retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi
hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi
logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain
Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank,
sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level
language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll.
Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih
mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer
yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
- Desktop Application (aplikasi yang
berwujud Windows Form, WPF, XWindows atau jenis GUI lainnya yang
berjalan di O/S masing-masing)
- Web Application (aplikasi yang user
interface-nya berwujud HTML dan diakses dengan web browser, biasa
dikembangkan dengan framework PHP, ASP.Net, Java, Spring, Ruby on Rails
dll )
- Database Application (aplikasi yang
memerlukan akses ke database menggunakan teknologi seperti ADO.Net,
OLEDB, ODBC, JDBC, ORM, Hibernate dll)
- Distributed Application (aplikasi terdistribusi/server service seperti Web Service, J2EE, WCF, COM+ dll)
Walaupun digolongkan dalam ke empat macam
keahlian tersebut, seringkali seorang application programmer harus
memiliki keahlian di beberapa jenis aplikasi untuk dapat menghasilkan
aplikasi yang berguna. Contohnya: Web programmer harus memiliki
kemampuan dalam web application dan database application untuk dapat
mengembangkan aplikasi web yang memerlukan database sebagai penyimpanan
data. Tidak sedikit pula programmer yang memiliki keahlian di seluruh
jenis aplikasi sehingga sering disebut disebut enterprise application
developer.
Programmer/Developer:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software
terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa
pemprograman yang ditentukan
- Mengimplementasikan requiremant dan
desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika
dan bahasa pemprograman
- Melakukan testing terhadap software bila diperlukan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai Algoritma dan logika pemprograman (ini penting sekali)
- Memahami metode, best practice dan tool/pemodelan pemprograman
seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membaca dan menerapkan)
- Menguasai salah satu atau beberapa bahasa pemprograman populer
seperti C++, VB, PHP, C#, Java, Ruby dll (untuk web developer perlu juga
menguasai HTML, DHTML, CSS, JavaScript dan AJAX)
- Memahami RDBMS dan SQL (Structured Query Language)
- Menguasai bahasa Inggris (hal ini sangat penting saat ini karena bahasa en-US merupakan bahasa ibu di dunia IT)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
2. System Analyst
Seiring dengan berjalannya waktu
dan perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks.
Ada kalanya proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup
kompleks untuk dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi.
Biasanya para manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai
proses bisnis di perusahaannya, misalnya dari sejak procurement,
purchasing, manufacturing, warehousing, marketing, accounting dll,
tetapi mereka biasanya kurang memahami mengenai bagaimana
implementasinya secara teknis dalam software aplikasi. Kemudian seorang
programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma dan
hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam
memahami proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di
organisasi/perusahaan tertentu.
Untuk menjembatani celah ini, maka diperlukan seorang “System Analyst”.
Seorang system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam
menganalisis proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan
sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di
sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software
aplikasi (solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document).
Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang
sudah mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya
dalam menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis
mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan
solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam mengembangkan
software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kinerja proses bisnis suatu organisasi.
System analyst bekerja
pada tahap requirement dan design, walaupun kadangkala juga diperlukan
untuk menyeberang dari tahap requirement dan design ke tahap
construction/implementaion (coding/programming). Tentunya ini wajar
karena biasanya seorang system analyst dahulunya juga seorang
programmer. Tetapi seorang yang benar-benar diposisikan sebagai system
analyst, tugas utamanya adalah membuat requirement dan desain software.
Catatan:
Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel lainnya.
Kita sering mendengar istilah Programmer Analyst atau Analyst Programmer.
Kedua profesi ini terdengar mirip, hanya saja dominasi pekerjaannya
yang lebih ditekankan untuk diletakkan di depan istilah tersebut.
Programmer Analyst adalah seorang programmer yang kadang kala bekerja
sebagai system analyst tetapi dengan porsi yang lebih sedikit daripada
sebagai programmer. Begitu pula sebaliknya untuk Analyst Programmer.
Saya tidak bisa memastikan apakah penggunaan istilah itu benar secara
bahasa tetapi profesi/posisi semacam itu memang ada di dunia kerja dan
dicantumkan dalam iklan lowongan pekerjaan.
System Analyst:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap construction/implementation
- Membuat dokumen requiremant dan desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
- Membuat proposal dan mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
- Membuat desain database bila aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
- Membangun/mengembangkan framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer
- Menguasai metode, best practice
pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design
pattern, UML (kemampuan membangun/mendesain)
- Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara lebih mendalam
- Memahami tentang arsitektur aplikasi dan teknologi terkini
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
3. Software Quality Assurance Engineer
Software Quality Assurance (SQA)
engineer mungkin agak jarang terdengar di dunia kerja. Hal ini mungkin
karena di Indonesia belum banyak lowongan kerja yang mencantumkan posisi
ini. Bila anda pernah mendengar posisi “Software Tester”, maka itu
termasuk dalam profesi ini. Salah satu tugas SQA engineer memang
melakukan testing terhadap software, tetapi bukan itu saja sebenarnya
pekerjaan profesi ini.
Dalam perusahaan software development yang cukup mapan dan telah
menangani banyak proyek besar, SQA engineer sangat diperlukan terutama
untuk menghasilkan software yang berkualitas. Tugas SQA engineer
diantaranya adalah melakukan “quality assurance” (QA) dan “quality
check” (QC) terhadap software. Pengembangan software harus sesuai dengan
prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan harus melalui proses
testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer untuk memonitor
proses software development dan memperbaiki standar yang ada (improve)
bila masi memiliki kelemahan.
Dalam software development, terdapat beberapa resiko yang ditanggung
oleh para stake holders. Seperti terjadinya bug/defect, waktu
pengembangan yang semakin panjang, resource yang semakin bertambah
ataupun kendala-kendala lain yang tidak diperkirakan sebelumnya. Tugas
SQA engineer yang persifat preventif adalah dengan meminimalisir
resiko-resiko ini.
Untuk menilai kemapanan sebuah perusahaan, terutama yang bergerak dalam
bidang software development, terdapat beberapa standar seperti CMMI
Capability Maturity Model Integration. Singkatnya, makin tinggi level
CMMI sebuah perusahaan, resiko project yang ditanganinya akan semakin
kecil. Dengan begitu perusahaan dengan level CMMI yang tinggi dianggap
sudah mapan dan dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek besar. Salah
satu tugas SQA engineer adalah mengusahakan agar perusahaannya lulus
sertifikasi CMMI di level tertentu.
Software Quality Assurance Engineer:
Tugas:
1. Memonitor jalannya proyek software development apakah sudah sesuai dengan standar dan prosedur yang ada
2. Merancang dan membuat test case / skenario software testing
3. Melakukan testing sesuai dengan test case / scenario
4. Merumuskan dan merancang peningkatkan efisiensi dan efektifitas standar proses yang digunakan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang berhubungan
dengan software testing (test plan, test case, testing automation,
functionality testing, regression testing dll)
- Memahami tentang perinsip kerja software sesuai dengan platformnya masing-masing
- Memahami tentang SDLC dan metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Memahami standarisasi seperti CMMI
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika
4. Software Engineer
Profesi software engineer
sebenarnya ada kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst
ataupun SQA engineer. Yang membedakannya adalah software engineer
memerlukan keahlian lebih mendalam dalam hal SDLC (Software Development Life Cycle)
yaitu seluruh proses yang harus dijalani dalam pengembangan software.
Pada level tertentu, seorang software engineer juga harus menguasai
manajeman proyek software development. Salah satu standar SDLC yang umum
digunakan dalam software engineering adalah SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge).
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin
kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer
diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering
menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development
process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer
adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi
software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software
development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki
keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman
dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok
dalam sebuah proyek software development.
Bila programmer dan system analyst ada
yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang core business-nya bukan
software, software engineer umumnya dipekerjakan di
perusahaan-perusahaan software development. Bila sebuah perusahaan
memerlukan karyawan dengan posisi software engineer, maka kemungkinan
besar perusahaan tersebut memerlukan karyawan yang dapat ditempatkan
secara fleksibel. Misalnya di sebuah proyek, karyawan A dapat
diposisikan sebagai programmer dalam tahap construction, sedangkan dalam
proyek lainnya si A dapat diposisikan sebagai system analyst dalam
tahap requirement dan design. Dapat pula si A diposisikan sebagai
software tester, SQA engineer ataupun di posisi mana saja dalam SDLC.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat
software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system
analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman
kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam
menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang
programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman
dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik
tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai
software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya
bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di
profesi apapun.
Software Engineer:
Tugas:
- Melakukan tugas-tugas programmer, system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
- Merekomendasikan dan menerapkan metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
- Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK (requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
- Menguasai metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
5. Database Administrator (DBA)
Profesi Database Administrator (DBA)
terkait erat dengan programmer dan system analyst. Seorang DBA biasanya
pernah menjadi seorang programmer tetapi pekerjaannya lebih sering
berkaitan dengan database. Perbedaannya dengan database application
programmer adalah seorang DBA memiliki keahlian lebih mendalam dalam hal
desain, optimasi dan manajemen RDBMS (Relational Database Managemant System)
tertentu seperti Oracle, SQL Server, MySQL dll. Tentunya penguasaan
terhadap SQL (Structured Query Language) mutlak diperlukan. DBA harus
memiliki keahlian menterjemahkan requirement proses bisnis ke
obyek-obyek dalam database seperti tabel, query\view dan stored
procedure disamping keahliannya dalam optimasi database seperti tuning,
indexing, clustering, backup data, maintain high availability dan
sebagainya.
Salah satu tugas sehari-hari seorang DBA
adalah memaintain database baik produksi, backup maupun development
dalam perusahaan yang membutuhkan aplikasi database berskala besar untuk
operasionalnya sehari-hari. Karena itu selain hal-hal yang berhubungan
dengan software, seorang DBA juga perlu memahami beberapa hal tentang
hardware seperti teknologi server, storage devices dll agar dapat
merekomendasikan database yang optimal. Pengetahuan tentang server
clustering, storage array network (SAN), RAID, backup devices dan
optimalisasinya merupakan keahlian unik seorang DBA.
Dengan semakin berkembangnya berbagai teknologi ORM (object relational mapping),
maka di kemudian hari pekerjaan programmer dan DBA akan semakin dapat
dipisahkan. Bila di masa lalu banyak programmer yang merangkap sebagai
DBA, di masa depan bisa jadi programmer semakin jarang menggunakan SQL
karena semuanya sudah ditangani oleh komponen ORM. Di sinilah perbedaan
bidang keahlian seorang DBA menjadi lebih terlihat dibandingkan dengan
seorang programmer.
Dahulu untuk mencari orang yang memiliki keahlian dalam bidang jaringan,
server dan database, Hasilnya orang seperti itu tidak pernah ditemukan,
karena itu sama saja menggabungkan kemampuan System Administrator
dengan Database Administrator. Seorang System Administrator berlatar
belakang computer system & networking Seorang DBA sebenarnya
berlatar belakang software development. Dua hal tersebut bagaikan jalan
bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal
karirnya.
Database Administrator:
Tugas:
- Merancang dan membangun database dalam sebuah system
- Merekomendasikan solusi terbaik dalam implementasi database baik dalam hal software maupun hardware
- Memaintain database agar dapat berjalan dengan baik dan optimal
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai ERD, SQL dan desain database secara mendalam
- Menguasai berbagai teknik optimalisasi/tuning, backup dan maintain database
- Menguasai secara mendalam salah satu atau lebih RDBMS beserta tools yang ada.
- Memahami tentang salah satu platform/bahasa pemprograman untuk mengakses database
- Menguasai teknologi server, storage, operating system yang berkaitan dengan implementasi database
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer
6. Software Architect
Software architect atau kadang
disebut juga sebagai Technical Architect biasanya bekerja di perusahaan
software development yang memiliki produk-produk software yang cukup
besar dan kompleks. software architect bertugas untuk mendesain dan
merekomendasikan secara technical mengenai bagaimana dan apa yang
diperlukan dalam mengembangkan produk software tersebut. Profesional di
bidang ini biasanya pernah meniti karir sebagai programmer, software
engineer atau system analyst.
Bila system analyst harus memiliki
pengetahuan yang berimbang antara proses bisnis (problem domain) dan
software technology (solution domain), seorang architect dituntut untuk
menguasai software technology secara lebih mendalam. Kemampuannya dalam
hal technical sangat diperlukan dalam proyek-proyek software development
berskala besar dan kompleks, dimana keputusan dalam pemilihan teknologi
yang paling tepat dan penguasaanya sangat menentukan kesuksesan proyek.
Keahlian utama seorang software architect adalah dalam bidang software
design dan software development technology.
Software Architect:
Tugas:
- Merekomendasikan teknologi yang paling cocok untuk mengembangkan produk software
- Membuat standar-standar software development yang akan digunakan oleh tim programmer / developer
- Membuat rancangan/desain software dan proses pengembangannya secara keseluruhan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan software engineer
- Menguasai secara mendalam tentang software development technology
- Menguasai penulisan dokumen dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Manajemen Informatika
7. Software Implementer
Software implementer kadang desebut sebagai “Implementer” atau “Software Support”. Profesi ini kedengarannya mirip dengan “System Support” di
dunia Computer System & Networking (lihat di “Profesi di dunia IT
Bagian 1″). Memang secara pekerjaan ada kemiripan, tetapi sesuai
penamaannya, dalam hal sesuatu yang disupport tentu sudah terlihat
perbedaannya. Profesi software implementer tidak tergolong dalam bidang
software development melainkan lebih dekat ke bidang software consulting
Seorang software implementer/support
bertugas men-support produk software yang akan diimplementasikan di sisi
client/customer baik instalasi setting konfigurasi, modifikasi dan
pelatihan untuk user-usernya. Umumnya software support tidak berurusan
dengan masalah hardware/jaringan melainkan lebih ke produk software yang
di support. seorang software implementer/support dibutuhkan dalam
implementasi software yang cukup besar dan kompleks seperti software
perbankan, asuransi, airline dll
Software Implementer / Support
Tugas:
- Melakukan instalasi/implementasi serta setting produk software di sisi client/customer
- Memelihara dan memastikan software yang sudah diimplementasikan berjalan dengan baik
- Melakuakan troubleshooting terhadap produk software
- Memberikan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai secara mendalam produk software yang akan diimplementasikan
- Menguasai teknologi platform / sistem poperasi/ middleware (bila ada) yang dibutuhkan oleh produk software yang disupport
- Memahami insalasi, setting & troubleshooting produk software yang diimplementasikan
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
8. Technical Consultant
Technical Consultan atau kadang disebut sebagai “Consultant”
saja sesuai namanya bekerja sebagai konsultan IT. Tugas utama seorang
konsultan adalah merekomendasika solusi teknologi IT terbaik untuk
memecahkan masalah yang ada. Bila seorang software architect lebih
menguasai solution domain, seorang technical consultant lebih menguasai
problem domain. Seorang technical consultant mirip seorang system
analyst yang lebih sering membuat konsep proses bisnis dan requirment
daripada melakukan design atau coding. Technical consultant tentunya
juga menguasai teknologi software development tetapi pada level yang
lebih umum dan luas (high level) dan lebih condong termasuk dalam bidang
software consulting.
Berbeda dengan software architect yang
lebih banyak bekerja secara internal dalam perusahaan, technical
consultant lebih banyak bekerja untuk memberikan konsultasi kepada
client/customer dan lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. Untuk
itu dibutuhkan interpersonal dan writing skill yang memadai.
Apabila anda sering mendengar istilah ERP (Enterprise Resource Planning) consultant,
profesi tersebut termasuk dalam technical consultant. seorang ERP
consultant tentunya harus menguasai proses bisnis enterprise dan
bagaimana mengimplementasikannya dalam produk software yang dikuasai /
direkomndasikannya. Pada tulisan mengenai “Profesi di dunia IT Bagian
1″, IT specialist mirip dengan technical consultant dalam hal
rekomendasi dan implementasi IT. Perbedaannya adalah, technical
consultant lebih menguasai proses bisnis dan software sedangkan IT
specialist lebih meguasai hardware dan jaringan serta software secara
garis besar.
Bila bekerja pada perusahaan yang menjual
produk software, technical consultant biasanya lebih banyak bekerja
pada tahap pre-sales. Pada tahap implementasi, technical consultant
bekerja sama dengan software implementer. Setelah software
terimplementasi (after sales), software implementer / support akan lebih
banyak berperan dalam operasionalnya. Technical consultant akan
diperlukan lagi bila ada perubahan proses bisnis, modifikasi atau
penambahan modul yang cukup kompleks dalam software tersebut
Technical Consultant:
Tugas:
- Memberikan konsultansi/rekomendasi mengenai solusi IT terbaik untuk memecahkan masalah
- Membuat dokumen seperti proposal, requirement dan desain software secara umum
- Melakukan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
- Berpengalaman dan menguasai berbagai macam proses bisnis enterprise atau jenis bisnis terentu
- Menguasai teknologi IT secara luas
- Menguasai secara mendalam tentang solusi software yang direkomendasikan
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
9. User Interface Designer
Mungkin anda agak jarang mendengar
nama profesi seperti ini karena memang istilah ini jarang digunakan. Ada
iklan lowongan pekerjaan yang menggunakan istilah “User Interface Designer”, tetapi lebih sering digunakan istilah “Web Designer” untuk posisi tersebut.
Profesi yang terakhir ini memang agak
sedikit berbeda dengan profesi-profesi sebelumnya karena orang-orang
sukses di bidang ini umumnya memiliki bakat seni sekaligus kemampuan
technical. Seorang user interface designer harus dapat membuat desain
web yang manis, serasi, user friendly tetapi tetap efisien karena
Internet memiliki bandwidth yang terbatas. Karena profesional di bidang
ini lebih sering dipekerjakan dalam web development, maka profesi ini
lebih sering disebut sebagai web designer.
Selain menguasai programming terutama web
programming, seorang web designer juga harus menguasai tools dalam
image design dan animasi seperti produk-produk Adobe/Macromedia, Corel
dll. Dalam web development, user interface designer bekerja bahu-membahu
dengan web programmer/developer untuk menghasilkan aplikasi web yang
baik dalam hal tampilan dan fungsionalitas. Tampilan yang baik, menarik
dan user friendly akan membuat aplikasi web tersebut dinilai lebih
bermutu.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek
non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll.
Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi
WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi
ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan
coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain
tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan
coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah
profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
User Interface Designer:
Tugas:
- Mendesain user interface agar menarik dan serasi secara visual dan user friendly
- Mendesain image/gambar/animasi yang akan digunakan di tampilan user interface (UI) software aplikasi
Keahlian yang Diperlukan:
- Memiliki bakat/minat di seni rupa / desain visual
- Memahami dasar-dasar pemprograman baik web maupun secara umum
- Menguasai scripting untuk user interface seperti seperti HTML, DHTML, CSS, JavaScript, action script, XAML dll.
- Menguasai tools manipulasi image dan animasi
Sumber ::
http://derryansyah12.blogspot.com/2012/10/macam-macam-profesi-di-bidang-teknologi.html
Jenis-Jenis Profesi IT di Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara-negara Lain
Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi setidaknya terbagi dalam 3 kelompok sesuai bidangnya.
a.
Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak
(software), baik mereka yang merancang system operasi,database maupun
system aplikasi.
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
*Sistem
analis, merupakan orang yang abertugas menganalisa system yang akan
diimplementasikan, mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan dan
kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain system yang akan
dikembangkan.
* Programer, merupakan orang yang bertugas
mengimplementasikan rancangan system analis, yaitu membuat program (
baik aplikasi maupun system operasi ) sesuai system yang dianalisa
sebelumnya.
* Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan
perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap
suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
* Web programmer,
merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web
designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah
dirancang sebelumnya.
b. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di bidang perangkat keras (hardware).
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
*
Technical engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang
berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan maupun
perbaikan perangkat system computer.
* Networking engineer, adalah
orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan computer dari
maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
c. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system informasi.
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
*EDP
Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program
yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan
sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.
*System Administrator,
merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap system,
memiliki kewenangan menggunakan hak akses terhadap system, serta hal-hal
lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system.
Jenis-jenis Profesi di Bidang IT beserta Job Desc-nya
1. Analyst Programmer
Seorang
analis bertugas untuk merancang, membuat 'code' program, dan menguji
program untuk mendukung perencanaan pengembangan sebuah sistem atau
aplikasi.
2. Web Designer
Mengembangkan rancangan inovatif aplikasi web-based beserta isi dari aplikasi tersebut.
3. Systems Programmer/Softaware Engineer
Seseorang
dengan posisi ini, harus terbiasa dengan pengembangan software 'life
cyclces' dan memiliki keterampilan dalam mendesain suatu aplikasi,
bahkan sistem. Tugasnya adalah menyiapkan program sesuai dengan
spsifikasi, melakukan dokumentasi program, dan menguji program yang
telah dibuat.
4. IT Executive
Seorang eksekutif IT bertanggung
jawab untuk memelihara kecukupan, standard & kesiapan
systems/infrastructure untuk memastikan pengoperasiannya dapat efektif
& efisien. Selain itu
harus juga menerapkan prosedur IT & proses untuk memastikan data terproteksi secara maksimum.
5. IT Administrator
Tugasnya
adalah menyediakan implementasi & administrasi yang meliputi Local
Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN) dan koneksi dial-up,
firewall, Proxy serta pendukung teknisnya.
6. Network Administrator
Mengurusi & mengoperasi jaringan LAN maupun WAN, manajemen sistem serta dukungan terhadap perangkat kerasnya.
7. Database Administrator
Bertanggung jawab Untuk administrasi & pemeliharaan teknis yang menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.
8. Systems Engineer
- Menyediakan rancangan sistem & konsultasi terhadap pelanggan.
- Memberikan respon terhadap permintaan technical queries serta dukungannya.
- Termasuk melakukan pelatihan teknis ke pelanggan & IT administrator.
9. Network Support Engineer
- Melaksanakan komunikasi & analisa sistem networking
- Mendisain perencanaan untuk integrasi. Mendukung jaringan pada internet, intranet & extranet.
-
Menganalisa & ikut ambil bagian dalam pengembangan standardisasi
keamanan & implementasi mengendalikan untuk keamanan LAN & WAN
10. IT Manager
- Mengatur kelancaran dari sistem IT.
- Troubleshooting & membantu organisasi dalam menangani permasalahan IT.
- Sesuai dengan pengembangan IT yang baru dalam bidang yang diperlukan.
Perbandingan dengan negara lain
SingaporePada model Singapore juga dilakukan pembagian berdasarkan tingkatan senioritas. Misal pada System development dibagi menjadi:
1. Programmer
2. Analyst/Programmer
3. Senior Analyst/Programmer
4. Principal Analyst/Programmer
5. System Analyst
6. Senior System Analyst
7. Principal System Analyst
InggrisModel British Computer Society (BCS)
Untuk model BCS pekerjaan diklasifikasikan dalam tingkatan sebagai berikut :
Level 0 . Unskilled Entry
Level 1 . Standard Entry
Level 2 . Initially Trainded Practitioner
Level 3 . Trained Practitioner
Level 4 . Fully Skilled Practitioner
Level 5 . Experienced Practitioner/Manager
Level 6 . Specialist Practitioner/Manager
Level 7 . Senior Specialist/Manager
Level 8 . Principal Specialist/Experienced Manager
Level 9 . Senior Manager/Director
Sumber ::
http://raramaniss.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-profesi-it-di-indonesia-dan.html